SURABAYA, investorjatim – Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) melakukan business matching dengan mitra Dunia Usaha dan Dunia Industri (DuDi) di bawah naungan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur untuk kemudian menggagas penguatan bisnis melalui kolaborasi dan kemitraan berbasis konsorsium dengan tema Elaborasi Inovasi Berbasis Potensi Daerah dalam Mendukung Green Jobs di Jawa Timur.
Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto menegaskan bahwa kegiatan tersebut sangat penting untuk menemukan satu kesamaan program inovasi produk untuk bisa dikerjasamakan bersama. Kegiatan ini juga sebagai tindak lanjut pertemuan antara Konsorsium PTV bersama Kadin Jatim dengan pelaku industri di KEK JIIPE Minggu yang lalu.
“Tentunya program inovasi yang akan dikembangkan tersebut harus mengacu pada berbagai potensi daerah di Jatim,” ujar Adik Dwi Putranto disela kegiatan Business Matching, Surabaya, Senin (20/5/2024).
Sejumlah potensi Jatim diantaranya adalah sektor pertanian. Sehingga Adik berharap, dengan adanya kolaborasi antara PTV dengan industri, akan tercipta di teknologi berbasis pertanian.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ketua Konsorsium PTV Jatim Amang Sudarsono bahwa kegiatan Business Matching, ini memiliki tujuan utama untuk melakukan koordinasi dan penjajakan dengan industri yang belum mengenal program tersebut. Sedikitnya ada 60 lebih perwakilan industri di Jatim yang hadir, khususnya industri yang ada di naungan Kadin Jatim.
“Kami punya rencana mengembangkan program Teaching Factory berbasis konsorsium. Misal ada program besar dari satu industri atau beberapa industri, itu tidak bisa kita selesaikan satu PTV saja, itu bisa dikolaborasikan dengan PTV lain. Ini salah satu dari tujuan kami nanti agar terbangun sebuah produk yang dibutuhkan oleh daerah dan kota di Jatim, misal produk pengembangan smart agriculture,” terangnya panjang lebar.
Jika ada program seperti ini misalnya, maka PENS bisa masuk disisi teknologi, teman-teman dari PTV Jember bisa melakukan inovasi teknologi pertanian. Teman-teman dari universitas masuk dengan sosial, smart farming atau smart agriculture.
‘Yang saat ini dikenal dengan pertanian tradisional, dibawa ke pertanian modern dengan menggunakan segala macam teknologi modern, sehingga semua masuk, robotik masuk, IOT masuk, AI masuk dan sebagainya yanv didukung oleh teman-teman dalam pengembangan pertanian dan pengolahannya,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kiki Yuliati menyampaikan apresiasi atas dukungan berbagai pihak sehingga program kolaborasi antar-perguruan tinggi bagi pelaksanaan vokasi terlaksana dengan baik di Jawa Timur.
“Kami di kementerian mengapresiasi betul apa yang sudah dikerjakan oleh Konsorsium Jawa Timur. Kolaborasi antar-perguruan tinggi yang dilakukan ini merupakan aspek penting bagi pelaksanaan pendidikan vokasi di Indonesia,” katanya.
Ia pun mengingatkan agar konsorsium PTV tetap menjaga apa yang sudah disusun baik work force dan innovation berbasis potensi daerah, yang dalam pengerjaannya melibatkan pemangku kepentingan di provinsi, termasuk media massa.
“Upaya ini sangat penting untuk menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan program terkait pendidikan vokasi di pemerintah pusat. Sedangkan bagi pemerintah daerah, hasil dari program ini nantinya diharapkan mampu menjadi acuan untuk pembangunan ekonomi di Jawa Timur untuk ke depannya, setidaknya dalam lima tahun ke depan,” imbuhnya.
Tak hanya itu, dia pun mengajak semua PTV untuk aktif mengkomunikasikan berbagai potensi SDMnya. Karena kurangnya komunikasi menjadi salah satu faktor mengapa SDM Vokasi kurang mendapat tempat.
“Dan ingat, PTV bukan sebagai pencetak, tapi menyiapkan SDM sesuai dengan kebutuhan bangsa ini, bukan hanya sekarang, tapi 5 tahun ke depan apa yang sekiranya akan dibutuhkan, harus disiapkan sejak sekarang,” tegasnya. RD