
SURABAYA, Investor Jatim – PT Trias Sentosa Tbk (TRST), produsen kemasan fleksibel, tetap menyelesaikan investasi dua mesin baru dari alokasi anggaran Capex tahun senilai USD 4 juta meski perekonomian global diwarnai ketidakpastian. Mesin baru ini siap mendukung peningkatan utilitasi 80%-90% untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
Komisaris Trias Sentosa (TRST) Sugeng Kurniawan mengatakan pembelian mesin converting (laminator) baru itu sudah dimulai sejak tahun lalu, tapi pengirimannya baru dilakukan tahun ini. Sekarang ini mesin sedang diujicoba untuk awal-awal produksi dan tahun ini diharapkan selesai.
“Mesin-mesin baru ini siap mendukung perseroan meningkatkan produktifitas, efisiensi dan juga variasi produk untuk memenuhi pasar domestik dan ekspor,” kata Sugeng, Senin (16/06/2025).
Lebih lanjut Sugeng menjelaskan, memasuki awal tahun 2025 TRST memang masih menghadapi dinamika kebijakan moneter, fiskal, dan perdagangan yang diterapkan berbagai negara maju berdampak pada konsumsi produk TRST. Perang dagang AS dan Tiongkok juga berdampak signifikan pada kondisi ekonomi dunia, termasuk pelemahan rupiah.
Padahal, TRUST sejak awal berharap tahun ini bisa meningkatkan penjualan dengan memanfaatkan mesin baru yang sudah diinvestaikan di tahun-tahun sebelumnya. Apalagi, peluang pasar ekspor juga sebetulnya cukup besar. Ekspor ke Jepang dan AS meningkat.
Pada kuartal I 2025 penjualan ekpor naik 10% (yoy) sebesar Rp 323,95 miliar. Selain Jepang dan AS, ekspor juga ke beberapa negara di Asia, termasuk China, Korea Selatan, dan sejumlah negara di Asia Tenggara.
Namun karena dinamika ekonomi global dan perang dagang AS dan Tiongkok menekan harga komoditas, termasuk pelemahan kurs rupiah. Selisih kurs dari awal tahun sebesar Rp 16 ribu, kemudian beranjak di atas Rp 16 ribu lebih berdampak pada kinerja perseroan.
“Suka tidak suka ini memengaruhi kinerja kami di kuartal I 2025,” kata Sugeng.
Pada kuartal I 2025 TRST mencatat rugi selisih kurs sebesar Rp 31,15 miliar dari sebelumnya laba selisih kurs Rp 11,63 miliar pada periode yang sama tahun 2024 lalu.
Di sisi lain, secara keseluruhan penjualan bersih juga terkoreksi 3,16% (yoy) dari Rp 870,42 miliar turun menjadi Rp 842,90 miliar. Hal ini menyebabkan TRST menanggung rugi bersih Rp 15,20 miliar dari sebelumnya laba bersih Rp 6,18 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
“Kami terus memantau dinamika perubahan kebijakan negara-negara maju saat ini dan berhati-hati, mencari customer baru, negara baru sambil melayani custome existing dengan produk-produk bernilai lebih,” kata Sugeng.
Adapun pasar domestik juga tetap bertumbuh walaupun persentasenya kecil, single digit. Menurut Sugeng potensi pasar demestik sebenarnya cukup besar karena pertumbuhan pasarnya selalu sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional, apalagi Indonesi masuk negara menengah ke bawah. Tapi, di pasar domestik tantangan juga sangat besar, serbuan impor produk sejenis yang selisih harganya bisa mencapai 5%-10%.
“Kami tidak mungkin bisa mengimbangi harga produk impor di pasar kalau ingin tetap bisa mencatat laba dan berinvetasi. Karena itu, di dalam negeri kita bertahan saja atau tumbuh dalam persentase single digit sudah baik. Rata-rata per bulan ada barang impor masuk, dan jumlahnya kira-kira egual dengan satu mesin besar pabrik karena Indonsia dijadikan pasar oleh pengekspor. Itu juga memengaruhi pasar produk kami,” kata Sugeng.
Meski persaingan ketat, TRST mencatat penjualan domestik Rp 518,94 miliar atau 61,56% dari total penjualan TRST pada kuartal I 2025. TRST juga bisa menyelesaikan investasi mesin-mesin baru untuk menggantikan mesin-mesin lama.
Sugeng menegaskan, TRST berkomitmen penuh untuk menghasilkan produk terbaik dan
memberikan kepuasan dalam melakukan pelayanan kepada seluruh pelanggan. Didukung dengan fasilitas mesin-mesin baru Perseroan juga bertekad mengejar pertumbuhan di kuartal berikutnya untuk mengembalikan kinerja seperti yang telah dicapai pada 2024 lalu dengan berbagai strategi. Salah satunya adalah meningkatkan produktivitas melalui pemanfaatan limbah plastik (waste) menjadi produk botol, kursi, end cup dan side board yang mulai dipasarkan.
“Kami juga terus mencari customer baru disamping melayani customer existing dengan mesin-mesin baru kami,” ujarnya.
Sementara pada tahun 2024, TRST mencatat penjualan sebesar Rp 3,42 triliun, naik 14% dibandingkan tahun 2023. Penjualan ekspor tercatat Rp1,33 triliun atau naik 39% dibandingkan tahun 2023. Sedangkan laba kotor konsolidasian tahun 2024 sebesar Rp355 miliar atau meningkat 191% dibandingkan tahun 2023. Kemudian, laba tahun berjalan sebesar Rp50 miliar atau naik 121% dibandingkan tahun 2023.
“Kami tetap berharap pasar dunia segera membaik dan strategi yang kami jalankan bisa mendukung perbaikan kinerja kami di kuartal berikutnya di 2025 ini,” pungkas Sugeng. Daristama









Komentar