Siantar Top (STTP) Gunakan Laba Bersih 2024 untuk Pengembangan Usaha

Direktur Utama PT Siantar Top Tbk (STTP) Armin bersama Direktur STTP Suwanto dengan produk-produk baru yang telah diluncurkan ke pasar, usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2024, di Surabaya, Kamis (19/6/2025). Foto: Ist

SURABAYA, Investor Jatim – Emiten produsen makanan ringan, PT Siantar Top Tbk (STTP) pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar di Surabaya, Kamis ((19/06/2026) memutuskan tak membagi deviden. Laba bersih tahun 2024 sebesar Rp 1,31 trilun akan digunakan untuk pengembangan usaha untuk mendongkrak penjualan 2025.

Direktur Utama PT Siantar Top Tbk Armin mengatakan dalam RUPS tahun buku 2024 ini terdapat beberapa agenda yang dibahas pada RUPS tersebut. Antara lain perseroan meminta persetujuan pemegang saham terkait rencana perseroan untuk menjadikan jaminan utang harta kekayaan milik sebagai jaminan utang perseroan di masa yang akan datang.

RUPS STTP juga meminta persetujuan atas laporan tahunan perseroan dan laporan keuangan. Agenda rapat juga termasuk penunjukan kantor akuntan publik yang akan memeriksa laporan keuangan perseroan. Termasuk perseroan juga akan meminta restu untuk penetapan gaji atau honorarium atas tunjangan untuk tahun buku 2025 kepada anggota direksi dan dewan komisaris perseroan.

RUPS juga membahas tentang penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku 2024, termasuk untuk deviden.

Baca Juga:  Rupiah Tertekan, Siantar Top (STTP) Antisipasi Stok Bahan Baku

“Telah diputuskan bahwa tak ada pembagian deviden, sebab deviden akan kami alokasikan untuk pengembangan usaha tahun berikutnya,” kata Amin saat Paparan Publik usai RUPS STTP di Surabaya, Kamis (19/6/2025).

Armin mengungkapkan, pengembangan usaha ini sangat penting terkait dengan upaya mendongkrak pendapatan untuk menjaga pertumbuhan kinerja di tahun 2025. Kendati pasar ekspor masih diliputi efek perang tarif oleh Amerika Serikat (AS) atau konflik Israel dan Iran di Timur Tengah, serta belum membaiknya daya beli masyarakat di pasar domestik, STTP tetap berkomitmen meningkatkan kinerja agar tumbuh dua digit sampai akhir tahun ini.

Adapun strategi bisnis yang disiapkan untuk memacu pertumbuhan dua digit tahun, perseroan akkan mengeluarkan varian produk baru dan memperluas pasar ekspor dengan menjajaki negara baru dan memperkuat pasar yang sudah ada.

“Dengan demikian, kami berharap kinerja bisa tumbuh dua digit, termasuk penjualan ekspor,” kata Armin.

Soal varian produk baru, Armin menyebut, STTP merencanakan akan mengeluarkan sekitar 5-6 varian baru baik di lini produk biskuit dan wafer, mie, maupun kerupuk. Namun, peluncurannya tetap menunggu momentum yang tepat sambil mencermati dinamika ekonomi dan daya beli masyarakat.

Baca Juga:  Siantar Top Siapkan Strategi Hadapi Tekanan Dampak Kenaikan UMP dan UMK 2024

“Kalau waktu peluncurannya itu situasi pasar dan ekonomi lagi nggak bagus, bisa sia-sia. Kalau bagus, kami akan lakukan,” ujar Armin.

Guna mendukung strategi bisnis tersebut, STTP telah menyiapkan belanja modal (capex) sekitar Rp 200 miliar tahun 2025 ini. Yakni, sebesar Rp 150 miliar untuk pengembangan bisnis anak usaha, dan sebesar Rp 50 miliar untuk memperkuat operasional dan rencana penambahan kapasitas produksi.

“Dana capex diambilkan dari laba bersih perseroan tahun 2024. Sehingga pada RUPS ini disepakati tidak membagikan dividen, karena laba bersih ditahan untuk modal kerja dan kas perseroan,” katanya.

Sementara itu, Direktur PT Siantar Top Tbk Suwanto menambahkan, untuk pengembangan pasar ekspor, STTP terus menjajaki peluang masuk ke negara baru. Yakni di kawasan Timur Tengah, salah satunya Oman.

“Meski saat ini Timur Tengah ada gejolak, namun potensinya cukup bagus. Selain Timur Tengah kami juga perluas pasar ekspor yang sudah ada dengan memperkuat kerja sama dengan distributor di negara tersebut, seperti di Filipina dan Malaysia,” ujarnya.

Baca Juga:  Trias Sentosa (TRST) Operasikan Mesin Baru, Dukung Pertumbuhan Kuartal II

Pada tahun 2024, kontribusi penjualan ekspor perseroan sebesar 18,19%, dan penjualan lokal sebesar 81,81%. Tujuan utama ekspor berada di kawasan Asia seperti Korea Selatan, China, Taiwan, dan Timur Tengah, selain juga Kanada.

Sementara itu, sepanjang tahun 2024 STTP mencatat penjualan sebesar Rp 4,96 triliun, meningkat 4,20% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan penjualan tahun 2023 sebesar Rp 4,76 triliun. Penjualan lokal menyumbang Rp 4,05 triliun atau tumbuh 1,50% (YoY). Sedangkan penjualan ekspor STTP melonjak 16,55% (YoY) menjadi sebesar Rp 902,14 miliar.

Sementara laba bersih perseroan tahun 2024 mencapai Rp 1,31 triliun, meningkat 43,22% dibandingkan laba bersih tahun 2023 yang sebesar Rp 917,69 miliar.

Armin menyebut, pertumbuhan kinerja STTP tahun 2024 lalu ditopang oleh sejumlah faktor. Salah satunya adalah strategi efisiensi dan peningkatan produktivitas, serta pengembangan pasar, terutama ekspor. Amrozi Amenan

Komentar