Tiongkok Ingin Perkuat Kerja Sama Ekonomi di Jatim

Konsul Jenderal Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Surabaya Xu Yong berdialog bersama Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto saat melakukan kunjungan ke Graha Kadin Jawa Timur (Jatim), Selasa (07/05/2024). Foto: Kadin Jatim

SURABAYA, investorjatim – Konsul Jenderal Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Surabaya Xu Yong menyatakan keinginan Tiongkok untuk lebih memperkuat kerja sama di bidang ekonomi dengan Jatim.

Xu Yong mengungkapkan ada beberapa program kerjasama proyek di Jatim yang sudah menjadi titik berat antara kedua negara yaitu PT Hailiang Nova Materials Indonesia di JIIPE Gresik yang mengembangkan Hailiang Copper Foil pada tingkat percepatan dengan memproduksi kertas tembaga.

“Proyek ini berjalan dengan lancar. Ada sejumlah karyawan dari Indonesia, juga membuka program pemagangan untuk pendidikan vokasi. Kami juga menyambut pengusaha dari Jatim untuk berkunjung ke Tiongkok dan mengikuti pameran disana. Kami juga berharap, Kadin bisa membantu pengusaha Tiongkok yang ingin berinvestasi dan menanamkan modalnya di sini,” katanya saat melakukan kunjungan ke Graha Kadin Jawa Timur (Jatim), Selasa (07/05/2024).

Lebih lanjut Xu Yong menjelaskan bahwa persahabatan antara Tiongkok dan Indonesia sudah berjalan lama. Dalam beberapa tahun terakhir, dibawah kepemimpinan Xi Jinping dan Joko Widodo, hubungan bilateral antara dua negara mengalami peningkatan yang cukup pesat.

“Komunikasi tingkat tinggi antar kedua negara berlangsung dengan baik sehingga arah perkembangan kerjasama dapat tergambar dengan jelas,” kata Xu Yong

Tahun lalu, lanjutnya, kerjasama kedua negara sudah mencapai hasil yang luar biasa seperti proyek kereta cepat yang sudah berjalan secara komersil. Pemprov Jatim juga sudah menjalin kerjasama sister city dengan dua kota di Tiongkok, yaitu kota Shanghai dan Guangxi. Kerjasama bidang ekonomi ini diharapkan akan lebih kuat lagi dengan dukungan dari pelaku usaha dari Jawa Timur.

Saat ini, imbuh dia, kinerja ekonomi Tiongkok terus melesat. Dalam tiga bulan terakhir, ekonomi Tiongkok sudah tumbuh sebesar 5,3%.

“Kami melakukan percepatan pembangunan dengan kekuatan produktifitas dan kualitas pangan. Kami mendukung multilateralisme yang merata dan juga globalisasi yang merata.Kami bersedia bergandeng tangan dengan mitra-mitra negara lain untuk mewujudkan pembangunan bersama yang saling menguntungkan,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto mengatakan sangat antusias dan mendorong pelaku usaha Jatim untuk masuk di pasar China dengan mengikuti pameran yang akan diadakan tersebut. Hal ini guna memperbesar angka ekspor Jatim ke Tiongkok karena sejauh ini neraca perdagangan antara Jatim dengan Tiongkok selalu mengalami devisit.

Data Badan Pusat Statistik Jatim menunjukkan, realisasi ekspor Jatim ke Tiongkok pada 2024 misalnya, dari Januari hingga Maret ekspor Jatim ke Tiongkok mencapai US$ 691,89 juta, naik dibanding tahun lalu pada periode yang sama sebesar US$ 690,62. Sementara impor Jatim dari Tiongkok pada periode yang sama di tahun ini mencapai US$ 1,735 miliar, naik dibanding tahun lalu sebesar US$ 1,407 miliar.

“Di China ada pameran yang sangat besar yang diselenggarakan pemerintah Tiongkok, kita diajak untuk ikut dan kta disupport. Ini harus dimanfaatkan karena pasar China sebesarnya sangat besar,” kata Adik.

Walaupun persaingan ketat, ia optimistis pelaku usaha Jatim akan mampu bersaing. “Kami tidak khawatir tentang daya saing dan kualitas produk yang akan kami bawa. Apalagi kita memiliki berbagai produk yang cukup potensial untuk ditawarkan seperti makanan dan minuman serta berbagai kebutuhan rumah tangga seperti furniture karena bahan baku di sana kurang. Kesulitan pengusaha di Jatim masuk China untuk produk sarang walet juga akan difasilitasi. Itu kita memiliki keunggulan,” kata Adik.

Selain peningkatan kerjasama perdagangan, Kadin Kadin Jatim juga berharap ada kerjasama khusus terkait peningkatan sumber daya manusia atau SDM. “Dengan banyaknya investasi China ke Jatim, tentunya diperlukan tenaga kerja yang kompetensinya disesuaikan dengan investasi tersebut. Oleh karena itu tadi saya sampaikan bahwa kalau ada investasi dari China, kami minta kompetensi apa yang dibutuhkan selain bahasa. Akan kita siapkan,” ujarnya.

Sementara untuk investasi, Adik mengungkapkan bahwa mereka tertarik berinvestasi di sektor hilirisasi sumber daya alam, seperti pengolahan tembaga, manufaktur, solar cell dan agrobisnis atau pertanian. RD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *