Tim Koordinasi Daerah Vokasi Tancap Gas Laksanakan Strada Vokasi di Jatim

Tim Koordinasi Daerah Vokasi (TKDV) Jawa Timur bekerja sama dengan Swiss Contact melakukan Focus Group Discussion (FGD) Pemantapan Pelaksanaan Prgram TKDW di Jawa Timur di Surabaya, Rabu (07/08/2024). Foto: Dok. Kadin Jatim

SURABAYA, investorjatim – Tim Koordinasi Daerah Vokasi (TKDV) Jawa Timur bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur langsung tancap gas melaksanakan Strategi Daerah (Strada) Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi (PVPV) di Jawa Timur. Hal ini merupakan komitmen Kadin dan TKDW untuk melakukan percepatan pelaksanaan Perpres 68/2022 di seluruh daerah di Jawa Timur.

Sebelumnya, sebagai tahap awal TKDV Jatim bekerja sama dengan Swiss Contact melakukan Focus Group Discussion (FGD) pada Rabu (07/08/2024) lalu, sebagai tindak lanjut pengesahan Strada Pendidikan Vokasi dan PVPV di Jawa Timur.

Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto menegaskan, Strada Vokasi Jatim yang telah disahkan oleh Gubernur Jatim menjadi acuan TKDV, di mana Kadin Jatim ada di dalamnya, untuk melaksanakan amanat Perpres 68/2022.

Ada 7 strategi daerah yang telah ditetapkan, yaitu membangun sistem informasi pasar kerja yang mutakhir dan komprehensif, memperkuat peran Kadin Daerah dalam penyelenggaraan PVPV, dan terwujudnya sistem penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan yang berbasis kompetensi dan standar nasional pendidikan tinggi vokasi.

Selain itu, juga terwujudnya Pelatihan Vokasi yang berbasis kompetensi sesuai kebutuhan pasar kerja, memperkuat skema pendanaan untuk menunjang penyelenggaraan PVPV yang efisien, efektif, dan berbasis kebutuhan dan monitoring serta evaluasi efektivitas pelaksanaan revitalisasi PVPV.

“Pelatihan pelatih tempat kerja akan terus kami lakukan karena inilah yang menjadi kunci dalam penerapan program vokasi sistem ganda. Tetapi pada fase saat ini, yang menjadi fokus kami adalah industri makanan dan minuman (Mamin),” ungkap Adik, Jumat (09/08/2024).

Pilihan tersebut, sambung Adik, dengan melihat masih minimnya industri mamin yang telah terlibat dan besarnya potensi industri mamin di Jatim.

“Kegiatan pelatihan pelatih tempat kerja akan dilaksanakan pada bulan September dengan melibatkan 10 peserta dari TKDV dan 10 peserta dari industri Mamin. Karena di beberapa pelatihan yang telah kami gelar, industri Mamin jarang yang ikut. Padahal pelatih tempat kerja menjadi kunci suksesnya pemagangan,” ujarnya.

Pj. Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Timur Bobby Soemiarsono mengungkapkan bahwa prioritas program kerja berdasarkan Strada Vokasi Jatim yang telah disusun untuk masing-masing Pokja.

“Mengingat pentingnya implementasi Perpres 68/2022 tentang revitalisasi PVPV dan keputusan gubernur Jatim, maka TKDV Jatim menjadi koordinasi vokasi yang berkelanjutan di seluruh daerah kabupaten kota untuk mensinergikan Rancangan PVPV Jatim dengan melibatkan lintas sektor di tingkat provensi maupun kabupaten kota,” kata Bobby.

Sementara saat FGD beberapa hari lalu, VET Development Manager Swiss Contact Kiky Hendari mengungkapkan, sebagai bagian dari ekosistem pengembangan pendidikan vokasi, Swiss Contact berusaha berkontribusi untuk memperkuat Kadin melalui program TKDV dalam menjalankan tugasnya.

“Fokusnya adalah hubungan dengan industri untuk memperkuat pendidikan vokasi. Bagaimana peran industri untuk pengembangannya, bagaimana mengembangkan kurikulum, pelatih kerja industri, management TKDV juga beberapa hal yang dirasa bisa membantu mencapai apa yang sudah ditargetkan pemerintah. Supaya nanti Sustainability terjamin, maka kami berupaya mengembangkannya lebih lanjut agar tanpa kami pun TKDV tetap bisa mengerjakan tugasnya bahkan mengembangkan unitnya,’ ungkap Kiky.

Ia menegaskan, kerjasama antar Swiss Contact dengan Kadin Jatim saat ini telah memasuki fase kedua. Fase pertama sudah selesai sejak 2012 samapi 2023. Adapun fase kedua dimulai pada 2024 dan akan berakhir pada 2027.

Jika fase pertama Swiss Contact memperkuat politeknik, maka di fase kedua bergeser ke level selanjutnya. Fokusnya adalah kerjasama dengan privat sector atau swasta, dalam hal ini dengan dengan Kadin karena Kadin membawahi banyak industri.

Beberapa program yang akan terus dilakukan adalah pelatihan pelatih tempat kerja, harmonisasi kurikulum, serta memilih industri yang akan dijadikan pilot projek dalam mengharmonisasikan kurikulum.

“Program kami sudah berjalan dan terstruktur. Artinya, di industri pun harus ada tenaga pelatih. Juga terkait kebijakan industri utamanya untuk Renstra vokasi ke depan,” terangnya.

Sementara itu, Direktur Kadin Institute yang juga menjabat sebagai WKU Bidang SDM dan Tenaga Kerja Kadin Jatim Nurul Indah Susanti mengatakan tujuan akhir kerjasama yang terbangun di TKDV adalah serapan bagi siswa dan mahasiswa ke industri.

“Untuk bisa terserap, harus melalui proses pemagangan. Dalam pemagangan harus ada pendamping atau pelatih tempat kerja, baik di sekolah dan perruguan tinggi ataupun di industri. Inilah yang telah diberikan Swiss Contact,” kata Nurul.

Ia mengungkapkan, Kadin telah bekerjasama dengan Swiss Contact dalam beberapa pelatihan, salah satunya pelatihan pelatih tempat kerja, konsultan vokalis, tex deduction dan produktivitas.

“Ini adalah program-program yang kita kembangkan dengan swisscontac. Tujuannya adalah untuk mendukung pelaksanaan TKDV. Dan kadin mengikuti karena di dalam Pokja ada tiga. Pojka pertama yang dikoordinatori dinas pendidikan. Pokja dua dikoordinatori oleh Disnaker. Dan Pokja tiga adalah kerjasama dan sertifikasi kompetensi,” ungkapnya.

Selain itu, Kadin juga berupaya mencetak wirausaha baru dan mengajak anak muda menjadi enterpreneur muda. Sehingga semua bisa berjalan bersama dan ini perlu kolaborasi semua stakeholder serta peran Strada di Jatim. ROS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *