SURABAYA, investorjatim – Kadin Surabaya menyoroti sejumlah tantangan yang mungkin dihadapi dunia usaha akibat kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) tahun 2024 sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Ketenaga (Permenaker) No. 16 Tahun 2023.
“Kenaikan upah akan memberikan tekanan pada biaya operasional, khususnya bagi UMKM yang memiliki margin keuntungan lebih kecil. Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat berdampak pada efisiensi tenaga kerja atau bahkan risiko pemutusan hubungan kerja (PHK),” kata H.M. Ali Affandi LNM dalam keterangan tertulis, Surabaya, dikutip Minggu (8/12/2024).
Oleh karena itu, lanjut Ali Affandi, Kadin Surabaya memberikan tiga rekomendasi untuk mengoptimalkan implementasi kebijakan ini. Rekomendasi pertama adalah pemberian Insentif untuk UMKM. Pemerintah diharapkan memberikan insentif pajak atau subsidi kepada pelaku UMKM untuk membantu mengimbangi kenaikan biaya operasional.
Rekomendasi kedua pelatihan untuk Peningkatan Produktivitas. “Program pelatihan keterampilan bagi tenaga kerja perlu ditingkatkan agar produktivitas dapat mengimbangi kenaikan upah,” tegasnya.
Dan rekomendasi ketiga, adalah Dialog Tripartit. “Kadin Surabaya mengajak semua pihak, termasuk pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja, untuk terus berdialog secara konstruktif guna memastikan keberlanjutan usaha dan kesejahteraan pekerja,” terang Ali Affandi.
Menurut dia, salah satu sektor yang terimbas dari kenaikan UMP dan UMK tahun 2024 adalah sektor transportasi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sektor transportasi dan pergudangan, yang menyumbang 6,8% terhadap PDRB Surabaya, kemungkinan akan menghadapi tantangan dalam menyesuaikan struktur biaya mereka. Namun, dengan meningkatnya arus logistik melalui Pelabuhan Tanjung Perak yang menjadi salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia, sektor ini tetap memiliki peluang untuk berkembang.
Meski demikian, Ali Affandi menyampaikan bahwa Kadin Surabaya menerima kebijakan kenaikan UMP dan UMK sebagai langkah untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja. “Karena memang kebijakan ini berpotensi memperkuat daya beli masyarakat yang pastinya akan berdampak positif pada sektor perdagangan, jasa, dan ekonomi lokal secara keseluruhan,” katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor perdagangan di Surabaya telah menyumbang lebih dari 17% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kota pada tahun 2023, menjadikannya sektor utama yang akan diuntungkan oleh peningkatan daya beli masyarakat.
Kadin Surabaya menegaskan komitmennya untuk menjadi mitra strategis bagi pemerintah dan dunia usaha dalam mengawal kebijakan ini agar memberikan manfaat optimal bagi semua pemangku kepentingan. “Melalui kolaborasi dan inovasi, kami percaya kenaikan upah ini dapat menjadi peluang untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Kota Surabaya,” pungkas Ali Affandi. ros
Komentar