Pelindo Terminal Petikemas Rehabilitasi 25 Ha Kawasan Mangrove di Sulawesi Tenggara

 Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) merehabilitasi kawasan mangrove seluas 25 hektar di wilayah Sulawesi Tenggara. Foto: Dok. SPTP

KENDARI, investorjatim – PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) dalam rangka memperingati Hari Maritim Nasional melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) merehabilitasi kawasan mangrove seluas 25 hektar di wilayah Sulawesi Tenggara. Total sebanyak 64.900 bibit mangrove ditanam di tiga lokasi yaitu Desa Puasana dan Kelurahan Lalowaru di Kabupaten Konawe Selatan, serta Kelurahan Bungkutoko di Kota Kendari.

Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas Widyaswendra mengungkapkan bahwa program rehabilitasi ini merupakan komitmen perusahaan untuk mendukung net zero emission dan pengurangan karbon. Ia menekankan pentingnya mengembalikan fungsi mangrove sebagai benteng alami untuk mengatasi dampak abrasi dan penahan gelombang pasang.

“Keberadaan kami di sini tidak hanya berkaitan dengan bisnis dan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membawa tanggung jawab terhadap lingkungan. Ekosistem mangrove memiliki kemampuan luar biasa dalam menyerap karbon, bahkan lebih tinggi dibandingkan hutan tropis di daratan,” kata dia dalam keterangannya, dikutip Kamis (26/09/2024).

Widyaswendra menambahkan bahwa rencana penanaman mangrove ini akan melibatkan kolaborasi dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Sampara serta kelompok nelayan setempat. Mereka akan berperan sebagai pelaksana, mulai dari penyediaan bibit hingga proses penanaman.

Kepala Bidang Pengolahan Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan dan Lahan Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara, Laode Yulardhi Junus, menjelaskan bahwa program rehabilitasi ini tidak hanya berdampak pada aspek ekologi, tetapi juga ekonomi. Masyarakat yang menggantungkan hidup pada biota laut, seperti kepiting dan udang, diharapkan akan merasakan manfaat yang signifikan.

“Harapannya, dengan pulihnya ekosistem mangrove, nelayan dapat menangkap lebih banyak kepiting dan udang. Selain itu, daerah ini juga berpotensi menjadi daya tarik wisatawan, sehingga dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat sekitar,” ujarnya. ros

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *