
SURABAYA, Investor Jatim – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur bersama Universitas Negeri Surabaya (Unesa) meningkatkan kerja sama dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), hilirisasi hasil riset dan teknologi pertanian. Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) telah ditandangani bersama oleh Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto dengan Rektor Unesa Prof. Nurhasan di Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya, Jumat (09/05/2025).
“Ini kan perpanjangan (kerja sama, red), mungkin ada yang bisa lebih diaktifkan dan ditingkatkan kerja samanya. Peningkatan SDM tetap akan menjadi fokus kerja sama, disamping juga tentang hilirisasi hasil riset dan teknologi pertanian,” kata Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto.
Lebih lanjut Adik mengungkapkan, persoalan mendasar dalam dunia akademisi selama ini di antaranya adalah keterbatasan mitra industri dalam melaksanakan kegiatan pemagangan terstruktur. Padahal kegiatan ini sangat dibutuhkan para mahasiawa agar mengenal lebih jauh tentang dunia kerja sehingga mereka mampu meningkatkan baik ‘hard skill’ maupun ‘soft skill’ mereka.
“Akan kami dorong percepatannya agar Unesa bisa memiliki lebih banyak mitra industri. Karena melalui Perpres Nomor 68 Tahun 2022, Kadin memiliki tanggung jawab untuk ikut menyukseskan revitalisasi sistem pendidikan di Indonesia agar tercipta SDM yang berkualitas dan berdaya saing tinggi,” tutur Adik.
Selain peningkatan SDM, kerja sama juga dilakukan dalam hal hilirisasi hasil riset. Langkah ini harus dilakukan mengingat minimnya hasil riset para akademisi Perguruan Tinggi (PT) yang bisa diterapkan oleh industri.
“Sebenarnya industri ini memiliki banyak persoalan yang membutuhkan riset. Misal industri garam, butuh riset tentang bagaimana kualitas garam dalam negeri bisa ditingkatkan. Oleh karena itu, harapan kami nanti akan ada pembicaraan lebih lanjut antara industri dengan dengan kampus, khususnya Unesa. Ketika akan melakukan riset harus dimulai bersama, harus ada mapping bersama, riset seperti apa yang dibutuhkan industri,” beber Adik.
Tidak kalah penting adalah kerja sama peningkatan penerapan teknologi pertanian. Karena sejauh ini, penerapan teknologi pertanian di Indonesia, khususnya di Jawa Timur masih minim.
“Di luar negeri, petani yang ingin mengetahui kandungan tanah yang akan digarap sangat mudah, tinggal difoto, dikirim ke satelit, langsung bisa diketahui hasilnya. Sehingga penggunaan pupuk sangat tepat. Kalau di sini belum bisa,” kata Adik.
Dan Unesa, sambung Adik, sebagai satu-satunya PT di Indonesia yang memiliki Fakultas Ketahanan Pangan bisa menjadi pintu masuk dalam peningkatan penerapan teknologi pertanian tepat guna agar swasembada pangan bisa tercapai.
Pada kesempatan sama, Rektor Unesa Prof. Nurhasan menyambut baik atas komitmen Kadin Jatim. “Alhamdulillah, siang hari ini kita dipertemukan dalam sebuah momentum yang sangat penting dan strategis. Ini bukan sekadar seremoni penandatanganan, tetapi sebuah milestone untuk membangun jembatan kolaborasi yang konkret antara dunia pendidikan tinggi dan Dunia Usaha dan Dunia Industri,” kata Nurhasan.
Unesa meyakini, bahwa pendidikan tidak bisa berjalan sendiri. Begitu pula dunia usaha. Keduanya harus saling bergandengan tangan.
“Karena hanya dengan bersinergi, kita bisa mencetak generasi unggul, berdaya saing, dan siap menjawab tantangan zaman.Unesa sebagai kampus yang terus bertransformasi menjadi world class university, siap membuka pintu kolaborasi seluas-luasnya. Unesa tidak hanya fokus pada output akademik, tapi juga pada outcome dan impact. Sesuai dengan jargon Dikti Saintek Sekarang #berdampak. Oleh karena itu, kerja sama dengan Kadin Jatim ini sangatlah strategis,” tukasnya.
Nushasan menegaskan, Unesa berkeinginan agar mahasiswanya tidak hanya unggul di kelas, tetapi juga mampu membaca peluang, membangun jejaring, bahkan menciptakan lapangan kerja.
“Inilah misi besar yang kita perjuangkan bersama menuju Indonesia Emas 2045, mendukung Asta Cita nasional,” tegasnya.
“Ke depan, kami berharap implikasi nyata dari kerja sama ini akan dirasakan langsung oleh semua fakultas di Unesa. Dengan semangat gotong royong, kolaborasi ini bukan hanya simbolis, tetapi harus menjadi gerakan bersama yang nyata, terukur, dan berkelanjutan. Mari kita jadikan kerja sama ini sebagai energi baru, sebagai fondasi kuat untuk membangun masa depan yang lebih gemilang,” pungkas Nurhasan. Amrozi Amenan
Komentar