![](http://investorjatim.com/wp-content/uploads/2024/12/Sekjen.jpg)
SURABAYA, investorjatim – Generasi Z alias Gen Z mendominasi populasi Indonesia dengan jumlah 74,93 juta jiwa, atau 27,94% dari total populasi berdasarkan data Sensus Penduduk 2020. Di tengah transformasi digitalisasi dan otomatisasi, tren sustainability dan green economy, serta perubahan kebutuhan pasar global, ada satu hal yang pasti yakni Generasi muda adalah kunci.
Untuk mendukung generasi muda menjadi agen masa depan bagi industri yang lebih inovatif, inklusif, dan berkelanjutan, tentunya dibutuhkan upaya dalam membuka seluruh potensi yang mereka miliki.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Eko SA Cahyanto memaparkan hal itu dihapan sekitar 900 mahasiswa pada sesi talk show dalam rangkaian Industrial Festival ke-3, yang diselenggarakan di Dyandra Convention Center, Surabaya, Rabu (4/12/2024).
Menurut Eko, bertepatan dengan peringatan 100 tahun Kemerdekaan Indonesia, tahun 2045 merupakan momentum yang penting untuk menentukan posisi Indonesia dalam perekonomian dunia.
“SDM Generasi muda yang berkualitas diharapkan menjadi pendorong utama dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, yang kita bentuk melalui pendidikan dan pelatihan yang berkualitas,” ujar Eko.
Dia memaparkan lebih lanjut, dengan penduduk usia muda yang saat ini mendominasi populasi di Indonesia, yaitu sebanyak 67,5%, Indonesia memiliki bonus demografi yang sangat potensial untuk menjadi motor penggerak dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Sementara itu, era revolusi industri 4.0 dan digitalisasi/otomatisasi membuka kesempatan untuk mengakselerasi pertumbuhan melalui pengembangan dan inovasi.
Namun, Eko mengingatkan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan rendahnya daya saing SDM industri. Lebih dari 75% tenaga kerja di sektor industri pengolahan masih tergolong unskilled labors, yaitu tenaga kerja yang belum terlatih atau belum memiliki keahlian yang memadai.
“Tanpa peningkatan kualitas SDM, potensi ini bisa saja tidak optimal dalam mendukung pengembangan industri dan inovasi,” jelas Eko.
Untuk memastikan bonus demografi benar-benar bisa menjadi game changer dalam upaya menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia, pemerintah, dunia usaha, maupun generasi muda itu sendiri perlu mengambil peran.
Sebagai upaya mendukung kebutuhan SDM di sektor industri manufaktur, Kemenperin memiliki langkah strategis seperti pengembangan pendidikan vokasi, inkubator bisnis, membangun Pusat Industri Digital 4.0 (PIDI 4.0). Langkah ini dilakukan dengan pendekatan sistematis skilling (meningkatkan keterampilan tenaga kerja baru), upskilling (mengembangkan keterampilan tenaga kerja yang sudah ada agar lebih relevan dengan kebutuhan industri), dan reskilling (memberikan keterampilan baru bagi tenaga kerja yang terdampak oleh perubahan teknologi atau sektor).
Sekjen menjabarkan, sedikitnya ada 10 skills tenaga kerja yang dibutuhkan untuk industri di masa depan, yaitu digital literacy, AI and data analytics, creative problem solving, entrepreneurial mindset, physically and psychologically safely and effectively, inter-cultural and -disciplinary, inclusive, and diversity-oriented mindset, cybersecurity, privacy, and data/information mindfulness, handle increasing complexity, communication skills, dan open-mindedness towards constant change.
Untuk memasuki dunia kerja di era digital ini, generasi muda juga perlu memahami perkembangan tuntutan atas tenaga kerja. Dengan munculnya teknologi baru dan munculnya budaya kerja yang lebih kolaboratif dan fleksibel, peran karyawan telah mengalami transformasi yang signifikan. Saat ini, karyawan diharapkan mudah beradaptasi, agile, berketerampilan tinggi, serta mampu bekerja secara kolaboratif.
Agar semakin siap memasuki masa depan, Sekjen Kemenperin membagikan enam hal yang perlu dimiliki generasi muda. Pertama, jangan takut untuk bertanya agar dapat mengeksplorasi dan belajar. Kedua, mengelola waktu dengan baik. Kemudian membangun networking untuk membuka akses untuk pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan peluang karir. Selain itu juga menemukan minat baru, serta terbuka dan fleksibel terhadap perubahan tren yang makin pesat.
“Yang terakhir, anak-anak muda perlu menikmati prosesnya, karena tekanan dari dunia dan lingkungan pasti akan ada,” Sekjen berpesan.
Salah satu tujuan penyelenggaraan Industrial Festival merupakan upaya untuk membangun engagement dan awareness Kementerian Perindustrian dan pelaku usaha industri dengan generasi muda, agar tercipta para industrialis Indonesia di masa depan.
Sesi talk show “Join the Digital Frenzy” juga menghadirkan dua narasumber lain, yaitu Oraldo Emeraldi dan Kadafi Devayana. Oraldo merupakan founder @youngtrepreneur.id yang membangun komunitas digital untuk membantu lebih dari 1.000 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Ia berbagi tentang peluang bisnis dan profesi yang bisa dimanfaatkan oleh Gen Z di era digital. Sedangkan Kadafi adalah anak muda yang dikenal sebagai praktisi personal branding, sebuah skill yang juga perlu dikembangkan oleh generasi muda untuk meningkatkan kualitasnya. ros
Komentar