SURABAYA, investorjatim – PT Emdeki Utama Tbk (MDKI) yang bergerak di bidang industri Kalsium Karbida atau karbit berencana mengganti alternatif pembangunan pabrik Ferro Silica di Gresik dengan pabrik mortar dan PCC.
Direktur PT Emdeki Utama Tbk Yudi Cahyono mengungkapkan meskipun rencana pembangunan pabrik Ferro Silica di Gresik dengan kapasitas 7.000 ton telah disetujui untuk dilanjutkan kembali sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 5 Juni 2023 lalu. Akan tetapi hal ini masih perlu dipertimbangkan lagi karena adanya kenaikan biaya dan hal lain yang perlu ditinjau ulang. Saat ini perseroan sedang dalam tahap pengkajian untuk menentukan alternatif pengganti proyek bila perlu dalam rangka ekspansi usaha untuk mengelola sisa dana IPO (Inial Public Offering).
“Sementara ini kita punya mortar dan PCC (Precipitated Calcium Carbonate) yang terus kita kembangkan meski belum optimal, baru sekitar 1%. Kita lihat nanti perkembangan hasil fesiblity study-nya apa bisa kita kembangkan. Ini salah satu alternatif penggantinya,” kata Yudi usai Public Expose PT Emdeki Utama Tbk di Surabaya, Senin (09/12/2024).
Pengembangan usaha pembuatan Mortar dan PCC yang sedang dijalankan saat ini menggunakan dana internal perusahaan. Mortar adalah produk seperti semen yang biasa digunakan sebagai plester dinding dan perekat pemasangan bata. Sementara PCC adalah bahan yang biasa digunakan untuk pembuatan kertas, plastik, tinta, cat dan lain-lain.
Bahan baku kedua produk ini telah tersedia dari sisa pembakaran kapur yang selama ini tidak terpakai, sebagian dijual dan sebagian dibuang. Bahan baku lain untuk PCC menggunakan gas buang CO2 (Karbon Dioksida).
Mortar dengan kapasitas produksi 4200 ton/tahun mulai beroperaasi pada Juli 2022. Sedangkan PCC dengan kapasitas produksi 800 ton/tahun beroperasi pada akhir 2023.
Direktur PT Emdeki Utama Tbk Vincent Secapramana menyampaikan sejak awal IPO MDKI direncanakan untuk pengembangan dan diversifikasi usaha yaitu memproduksi Carbide Desulphuriser sebagai pengembangan usaha dan High Grade Ferro Silica untuk digunakan oleh industri baja nasional sebagai diversifikasi usaha. Adanya Pandemi Covid-19 secara Global mulai awal tahun 2020 sampai dengan tahun 2022 sangat mempengaruhi dan melemahkan kondisi ekonomi baik nasional maupun internasional sampai tahun 2024.
“Pembangunan pabrik Carbide Desulphuriser Tahap I telah selesai dibangun di Gresik pada akhir September 2019 dan telah berporduksi normal. Untuk pabrik Carbide Desulphuriser Tahap II di Cilegon-Banten dipertimbangkan ditunda, menunggu perkembangan positif pabrik baja di wilayah Cilegon,” katanya. Amrozi Amenan
Komentar