2025, Emdeki Utama Fokus Kembangkan Produk Sektor Agro

Jajaran direksi PT Emdeki Utama Tbk Vincent Secapramana (Direktur) dan PT Emdeki Utama Tbk Yudi Cahyono (Direktur) saat Public Expose PT Emdeki Utama Tbk di Surabaya, Senin (09/12/2024). Foto: Amrozi Amenan

SURABAYA, investorjatim – PT Emdeki Utama Tbk (MDKI) akan fokus menggarap produk untuk sektor agro dengan meningkatkan kerja sama dengan para petani dan pelaku bisnis di sektor ini. Langkah ini merupakan bagian dari upaya perseroan melakukan diversifikasi usaha untum menyiasati penurunan demand produk karbit di pasar dalam negeri dan ekspor belakangan.

Direktur PT Emdeki Utama Tbk Yudi Cahyono mengungkapkan jauh sebelum ada pendirian pabrik pupuk seperti sekarang, karbit telah lama digunakan oleh para petani, mulai pembibitan, pertumbuan sampai pasca panen. Seperti pada pembibitan kentang, para petani masih menggunakan karbit.

“Sektor agro ini sangat besar, jadi kita mulai mengembangkan produk untuk agro ini. Pasarnya memang luas sekali, dan butuh sosialisasi yang cukup karena kastemernya bukan perusahaan yang kebutuhan mungkin satu ton, tapi ini masyarakat yang mungkin sebulan sekilo, dan ada beribu-ribu masyarakat sehingga pasarnya baik,” kata Yudi saat Public Expose PT Emdeki Utama Tbk di Surabaya, Senin (09/12/2024).

Menurut Yudi, strategi yang akan diambil untuk mengembangkan pasar poduk untuk agro ini sama seperti dulu perseroan mengembangkan ritel karbit hingga ke daerah-daerah dan ternyata berhasil.

Baca Juga:  Emdeki Beri Opsi Ganti Pabrik Ferro Silica dengan Pabrik Mortar dan PCC

“Kita akan serius kembangkan produk untuk sektor agro ini pada 2025 mendatang. Selama satu semester terakhir kita telah kembangkan sektor agro ini terutama untuk pembibitan, pertumbuhan dan pasca panen,” ujarnya.

Dia menjelaskan, upaya diversifikasi usaha ini tak lepas dari kondisi pasar karbit belakangan. Berbeda dengan kondisi sebelumnya, terutama dalam sepuluh tahun terakhr rata-rata demand karbit cukup stabil, kalaupun ada fluktuasi, baik kenaikan dan atau penuunan setidaknya berkisar 3%.

“Kenaikan atau penutunan 3% itu wajar. Tapi memasuki 2024, ini penurunannya sampai 20%. Terutama penurunan di sektor tambang dan baja,” kata Yudi.

Oleh karena itu, sambung dia, memasukdi semester II tahu ini perseroan berinisiatif melakukan perubahan strategi untuk mengembangkan pasar baru.

“Bagaimanapun tahun depan kita tidak bisa terus begini, tetapi harus menggunakan market-market baru. Apalagi, kalau kita amati tahun 2024 ini kondisi ekonomi masyarakat kita kurang bagus, daya beli turun,” katanya.

Belum lagi, harga karbit tahun ini juga mengalami penurunan karena dampak dumping karbit dari China, sehingga harga murah.

Baca Juga:  Emdeki Beri Opsi Ganti Pabrik Ferro Silica dengan Pabrik Mortar dan PCC

“Efek dari dumping ini, kita nggak mau masuk ke pasar ekspor dan head to haad dengan produk China. Kalau pun kita masuk ke ekspor, kita selektif mengambil pasar terutama dengan spesifikasi tertentu yang harganya masih bagus, kalau harus perang harga tidak mauk kita ke sana,” imbuh Yudi.

Direktur PT Emdeki Utama Tbk Vincent Secapramana menyampaikan ketidakpastian dalam kebijakan perdagangan global dibarengi dengan adanya dampak pandemi Covid-19 sepanjang tahun 2020 sampai dengan 2022 telah membayangi pertumbuhan dari negara-negara mitra dagang utama yang diproyeksikan melambat, menumbuhkan resiko negatif terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Hal ini berdampak pada kinerja perseroan selama 2024 ini,” kata Vincent.

Dia menjelaskan, selain perekonomian global dan domestik yang melemah, perseroan juga menghadapi kendala lain seperti kompetisi dengan karbit impor, bahan baku impor yang masih mahal dan beban nilai tukar rupiah yang tetap tinggi terhadap US Dollar dan serta biaya container untuk ekspor yang tinggi.

Dampaknya terlihat dari penjualan kalsium karbida pereroan pada kuartal-III 2024 sebesar 9.575 ton, turun 38% dibanding penjualan kuartal III 2023 yang mencapai 15.516 ton.

Baca Juga:  Emdeki Beri Opsi Ganti Pabrik Ferro Silica dengan Pabrik Mortar dan PCC

“Sampai dengan akhir tahun 2024, penjualan diperkirakan menurun hanya mencapai 13.200 ton. Sampai dengan kuartal-III tahun 2024, perseroan baru mencatatkan laba sebesar Rp 20,005 miliar, turun 44% dari kuartal-III 2023 yang mencapai Rp 35,871 miliar,” pungkas Vincent. Amrozi Amenan

Komentar