
SURABAYA, InvestorJatim – Ekonomi Indonesia tahun 2025 diproyeksikan masih cukup menjanjikan di tengah dinamika global yang kompleks dengan pertumbuhan di kisaran 5,1% – 5,4%, mencermin fundamental ekonomi yang solid karena dukungan tiga pilar utama. Yakni, konsumsi domestik yang resilient, akselerasi investasi, dan kinerja ekspor yang membaik.
“Pencapaian ini menjadi lebih bermakna mengingat tantangan global yang masih membayangi perekonomian dunia,” kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur terpilih, Adik Dwi Putranto saat talkshow dengan tema “Indonesia Economic Outlook 2025” oleh Kadin Jatim bersama Maybank Sekuritas di Surabaya, Rabu (12/2/2025).
Untuk mendukung momentum pertumbuhan ini, lanjut Adik, stabilitas makroekonomi harus tetap terjaga dengan baik. “Kestabilan ini tidak hanya menjadi fondasi penting bagi iklim investasi yang kondusif, tetapi juga memberikan kepastian bagi para pelaku usaha dalam merencanakan ekspansi bisnis mereka, baik melalui Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN),” tandasnya.
Kata Adik, pemerintah telah melakukan percepatan hilirisasi industri dalam negeri sebagai transformasi ekonomi nasional. Program hilirisasi ini menjadi katalis utama perubahan struktural, terutama di sektor nikel, bauksit, dan minyak sawit.
“Lebih dari sekadar strategi peningkatan nilai tambah ekspor, inisiatif ini membuka peluang penciptaan lapangan kerja baru di sektor manufaktur. Meski demikian, keberhasilan program ini masih menghadapi tantangan, terutama dalam hal kebutuhan investasi infrastruktur dan peningkatan kualitas SDM yang memerlukan pendekatan komprehensif dan berkelanjutan,” katanya.
Di sisi lain, transformasi digital terus berkembang pesat, nilai transaksi e-commerce diproyeksikan mencapai Rp 1.500 triliun pada 2025. Pertumbuhan eksponensial ini didukung oleh integrasi UMKM dalam ekosistem digital dan penguatan infrastruktur pembayaran digital. Transformasi digital ini menjadi jembatan penting dalam mempercepat pemulihan ekonomi dan menciptakan peluang baru bagi pelaku usaha di berbagai sektor.
Menghadapi tantangan transformasi ekonomi ini, pengembangan SDM menjadi fokus utama dengan target peningkatan 30% tenaga kerja tersertifikasi di sektor industri, teknologi, dan digitalisasi. Melalui penguatan pendidikan vokasi dan kolaborasi triple helix antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah, Indonesia bersiap menghadapi era ekonomi baru dengan tenaga kerja yang kompetitif dan adaptif.
“Dalam mewujudkan visi pembangunan ini, Kadin Jawa Timur mengambil peran strategis mendukung agenda pembangunan nasional. Melalui penguatan sektor industri dan UMKM, serta dorong adopsi teknologi dan inovasi dalam proses produksi, Kadin Jawa Timur menjadi mitra penting pemerintah dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Adik Dwi Putranto.
Mengoptimalkan momentum pertumbuhan ini, menurut Adik, Kadin Jatim memberikan sejumlah rekomendasi strategis yang perlu diimplementasikan secara konsisten. Pertama, akselerasi implementasi program hilirisasi dengan penguatan infrastruktur pendukung dan pengembangan SDM. Kedua, penguatan ekosistem digital nasional untuk mendukung transformasi UMKM. Ketiga, optimalisasi program ketahanan pangan melalui modernisasi pertanian dan efisiensi rantai pasok.
Keempat, pendalaman pasar keuangan dengan diversifikasi produk investasi dan penguatan perlindungan investor serta peningkatan efektivitas program sosial untuk mendukung pemulihan ekonomi yang inklusif.
“Dengan implementasi strategi yang tepat dan koordinasi yang kuat antar pemangku kepentingan, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperkuat posisinya sebagai salah satu kekuatan ekonomi utama di kawasan, sekaligus mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat,” tukas Adik.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur Maybank Sekuritas Wilianto mengungkapkan, “Kami melihat indikator makroekonomi akan tetap stabil di tahun 2025, dengan potensi risiko dari penurunan suku bunga yang lambat, volatilitas mata uang, dan perang dagang global.”
Sejalan dengan terjaganya stabilitas ekonomi makro, pasar modal Indonesia juga menunjukkan prospek yang masih menjanjikan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi oleh Maybank Sekuritas akan mencapai level 7.900-8.600 pada akhir tahun 2025, didorong oleh menguatnya kepercayaan investor terhadap sektor-sektor strategis, khususnya teknologi, energi terbarukan, dan infrastruktur.
“Kami berharap acara ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai pasar modal sebagai alternatif investasi yang dapat memperkuat portofolio penghasilan Bapak/Ibu sekalian,” kata Wilianto.
Lebih lanjut ia mengatakan, Maybank Sekuritas hadir sebagai salah satu perusahaan sekuritas dengan market share terbesar di Indonesia pada tahun 2024. Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di pasar modal Indonesia, Maybank Sekuritas telah dipercaya oleh berbagai nasabah, baik ritel maupun institusi, untuk membantu mereka mencapai tujuan investasinya.
“Sejalan dengan strategi M25+ dari Maybank Group, kami akan terus fokus pada kebutuhan nasabah, mengakselerasi digitalisasi, serta memanfaatkan teknologi terkini untuk menghadirkan solusi investasi yang lebih efektif dan efisien,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Komite Tetap Perdagangan dan Jasa Luar Negeri Kadin Jatim Fernanda Reza Muhammad mengungkapkan ada sejumlah tantangan implementasi dalam mewujudkan target ekonomi yang dipatok pemerintah.
Pertama adalah pendanaan program. Program seperti makan siang dan susu gratis di seluruh sekolah dan untuk ibu hamil memberikan tekanan signifikan pada APBN dan APBD, memerlukan reposisi anggaran. “Begitu juga dengan pembentukan kementerian baru yang belum memiliki anggaran dapat menyebabkan perlambatan ekonomi sementara,” kata Reza.
Untuk itu harus ada langkah adaptif yang harus dilakukan. Pertama adalah efisiensi pengelolaan ekonomi yang efisien dan berbasis pada logika serta perhitungan yang akurat untuk mencapai target pertumbuhan.
“Kedua Optimalisasi Investasi. Pemerintah menargetkan investasi sebesar Rp 1.900 triliun hingga Rp 2.100 triliun pada tahun 2025 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Juga dengan mendorong hilirisasi sumber daya alam, seperti nikel, untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing di pasar global,” pungkasnya. ros
Komentar