
JAKARTA, Investor Jatim – Membangun sistem transportasi nasional tidak hanya berbicara secara fisik, tetapi juga terintegrasi secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Direktur Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda (DJITM) Kementerian Perhubungan, Risal Wasal mengungkapkan hal itu saat memberikan opening remark dalam diskusi bertema Driving Mobility – Scaling Road and Rail Infrastructure for National Integration, pada International Conference on Infrastructure pada 11–12 Juni 2025 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan.
Menurut Risal, pembangunan infrastruktur transportasi saat ini tidak cukup hanya berfokus pada perluasan jaringan jalan dan rel.
“Kementerian Perhubungan sedang membangun sesuatu yang lebih dari sekadar infrastruktur. Kami membangun sistem ekosistem transportasi nasional yang cerdas, terhubung, dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Untuk mendukung upaya tersebut, pada tahun 2024 Kementerian Perhubungan membentuk Direktorat Jenderal Transportasi dan Integrasi Multimoda sebagai wujud nyata komitmen pemerintah dalam menyatukan seluruh moda transportasi (darat, laut, udara, dan kereta api) dalam satu sistem yang saling terhubung.
Risal menyampaikan bahwa fokus utama dari pembentukan direktorat ini adalah menurunkan biaya logistik nasional, mengurangi emisi karbon, serta menjamin kelancaran mobilitas orang dan barang dari titik asal hingga ke tujuan akhir.
“Kami tidak hanya berbicara tentang efisiensi, tapi juga tentang keadilan akses, keberlanjutan, dan daya saing nasional,” tegasnya.
Salah satu strategi unggulan yang kini tengah dijalankan adalah pengembangan Transit-Oriented Development (TOD).
Melalui pendekatan ini, stasiun dan simpul transportasi tidak lagi sekadar tempat transit, tetapi ditransformasi menjadi pusat kegiatan baru yang ramah pejalan kaki dan terintegrasi dengan kawasan hunian, perkantoran, dan pusat layanan publik.
“TOD bukan hanya solusi transportasi, ini adalah cara baru membangun kota yang layak huni dan kompetitif,” ujar Risal.
Lebih lanjut, pemerintah juga tengah mempercepat pengembangan koridor logistik nasional melalui pembangunan dry port, jalur kereta barang di berbagai pulau, serta penguatan konektivitas pelabuhan dan kawasan hinterland.
Seluruh inisiatif ini dirancang dalam kerangka investasi terbuka dengan pendekatan inovatif seperti KPBU dan blended finance, guna menciptakan ekosistem transportasi yang tangguh dan menarik bagi mitra global.
Dalam penutupannya, Risal menyerukan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan lintas negara. Ia menegaskan bahwa tantangan mobilitas nasional membutuhkan kerja sama yang erat antar pemangku kepentingan.
“Indonesia adalah pasar besar dengan kebutuhan mobilitas yang terus tumbuh. Kami tidak hanya mencari investasi, kami mengundang kemitraan jangka panjang untuk membangun masa depan mobilitas yang inklusif, hijau, dan berdaya saing global,” pungkasnya.
Hadir sebagai panelis dalam diskusi tersebut perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum, PT. KAI, PT. KCIC, Damri, dan Paxel. Daristama
Komentar