Rupiah Tertekan, Siantar Top (STTP) Antisipasi Stok Bahan Baku

Direksi PT Siantar Top Tbk (kiri ke kanan): Armin (Direktur Utama) dan Suwanto (Direktur) usai Paparan Publik dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Surabaya, Selasa (25/06/2024).

SURABAYA, investorjatim – Emiten produsen makanan ringan PT Siantar Top Tbk (STTP) mengantisipasi dampak fluktuasi kurs rupiah terhadap dolar AS belakangan dengan melakukan stok bahan baku impor hingga beberapa bulan.

Direktur Utama PT Siantar Top Tbk Armin menegaskan bahwa kenaikan kurs dolar AS belakangan belum berdampak signifikan pada perseroan.

“Kami masih ada persediaan bahan baku, jadi tekanan nilai tukar belum terasa dampaknya,” kata Armin.

Namun demkian, dia mengakui jika tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus terjadi, komponen bahan baku impor sekitar 30% akan terpengaruh.

“Meskipun saat kami sudah mengantisipasi dengan melakukan stok bahan baku hingga beberapa bulan, sehingga masih belum terasa dampaknya. Namun kami berharap semoga nilai tukar rupiah akan kembali menguat dan stabil,” harapnya.

Armin juga menegaskan, meski dihadapkan pada tantangan pasar dan gejolak kurs rupiah, namun Armin mengatakan perseroan belum menaikkan harga jual produk. Yang dilakukan saat ini adalah menaikkan level kelas produknya dengan kemasan yang lebih premium, dengan harga di atasnya.

“Kita punya dua segmentasi produk, yakni di harga kisaran Rp 2.000-an dan di range harga Rp 5.000 – Rp 10.000 per bungkus,” terangnya.

Siantar Top sendiri menjual produk biskuit dan wafer dengan merek Go!, Go! Potato, Goriorio dan MyChoco. STTP juga menjual produk snack mie melalui merek Gemez Enaak. Juga makanan ringan merek Twistko, TicTic dan French Fries2000.

Pada pada 2023 lalu Siantar Top mampu membukukan penjualan bersih Rp 4,77 triliun dengan laba bersih Rp 917 miliar. Dari total penjualan tersebut, kontribusi pasar lokal 83,76% dan penjualan ekspor 16,24%. RD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *