Pemerintahan Prabowo-Gibran, Pebisnis Jatim Berharap Iklim Usaha Tetap Kondusif

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto. Foto: Dok. Kadin Jatim

SURABAYA, investorjatim – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto mempredikasi kondisi ekonomi global yang masih diselimuti ketidakpastian sekarang akan terus berlangsung hingga 2025 ke depan dan berpotensi memengaruhi ekonomi di dalam negeri.

“Ini membutuhkan effort lebih agar ekonomi Indonesia terus melaju. Apalagi pak Prabowo menargetkan ekonomi Indonesia di tahun 2025 akan tumbuh 8%,” kata Adek Dwi Putranto di Surabaya, Rabu (23/10/2024).

Adik menyampaikan pandangannya tersebut merespon momen pasca pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka serta pelantika para menteri di jajaran Kabinet Merah Putih terkait harapan dunia usaha.

Menurut Adik, bagi pelaku usaha dalam negeri, termasuk di Jawa Timur yang memberikan kontribusi terbesar kedua setelah DKI Jakarta ini tentu berharap di bawah kepemimpinan Prabowo Gibran, iklim usaha akan semakin kondusif sehingga perekonomian Indonesia akan tetap melaju di tengah ketidak pastian perekonomian global.

“Sebenarnya target tersebut tidak mustahil untuk bisa dicapai jika kolaborasi dan sinergi seluruh elemen bangsa tercipta,” kata Adik.

Ia pun berharap para menteri di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto ini dapat saling bersinergi dan memberikan kemajuan di semua bidang kementerian.

“Kabinet baru yang sudah diumumkan ini kan banyak profesionalnya, baik itu menterinya maupun wamennya. Dan karena kondisi global juga sekarang ini masih perlu disikapi dengan seksama, tentunya dengan jumlah menteri yang diperbanyak ini akan lebih bisa mensupport tantangan-tantangan global yang akan ada,” katanya.

Ia menegaskan, kolaborasi semua kementerian dengan stakeholder termasuk para pengusaha menjadi kunci dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% sesuai target Presiden Prabowo Subianto.

“Tentunya harapan Kami dari Kadin Jawa Timur, semua kementerian bisa berkolaborasi dengan baik bersama stakeholder. Termasuk teman-teman dari kalangan pengusaha Kadin untuk bersama-sama mewujudkan Indonesia emas dengan pertumbuhan ekonomi 8%,” tambahnya.

Sebenarnya, lanjut Adik, Indonesia memiliki potensi ekonomi yang luar biasa untuk terus dikembangkan di berbagai sektor, mulai dari sektor perdagangan, manufaktur, pertanian, hingga energi dan investasi.

“Khusus untuk Jatim, saya yakin akan semakin menarik bagi investor karena nantinya Jatim akane jadi Hub Ibukota Negara Baru IKN, menjadi center of gravity bagi Indonesia. Tetapi untuk bisa mengembangkan potensi yang sangat besar ini membutuhkan dukungan dan kemudahan dalam berusaha dari Pemerintah,” ujar Adik.

Saat ini, kontribusi Jatim terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sudah sangat besar, mencapai sekitar  14,43% dan 25,30% terhadap PDRB Pulau Jawa. Adik optimistis, pencapaian tersebut akan bertambah naik seiring peningkatan investasi yang masuk Jatim.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi Jawa Timur pada Triwulan III Tahun 2024 mencapai Rp 39,69 triliun. Dari angka tersebut, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 13,88 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp 25,81 triliun.

Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 2% secara tahunan (year on year) dan 11,6% secara triwulanan (Q to Q). Total capaian kumulatif Januari hingga September 2024 mencapai Rp 111,4 triliun, yang berarti telah mencapai 74,9% dari target BKPM sebesar Rp 148,8 triliun dan 96,9% dari target Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 115 triliun.

“Untuk meningkatkan investasi di Jawa timur salah satunya adalah dengan cara memberikan kemudahan-kemudahan berusaha sehingga banyak investasi nantinya akan datang ke Jawa Timur, termasuk hilirisasi, industri hijau, industri biru seperti perikanan, akuakultur, pelayaran, energi, pariwisata, dan bioteknologi kelautan juga memiliki potensi besar di Jawa Timur,” ujarnya.

Untuk itu, riset juga perlu ditingkatan. Ketika pemerintah akan membuat sebuah kebijakan, maka adanya kolaborasi pemerintah dengan pengusaha-pengusaha yang dipertegas dengan adanya riset, maka kebijakan yang dihasilkan bisa dipastikan mampu memacu pertumbuhan ekonomi seperti yang diharapkan. ros

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *