Kadin Jatim: Hentikan Demo, Ingat Dampak Ekonomi dan Travel Warning

Imbas aksi demo, suasana Gedung Grahadi samping Sekolah Trimurti Sabtu Malam (30/08/2025). Foto: Ist

SURABAYA, Investor Jatim – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur menghawatirkan dampak serius pada stabilitas ekonomi nasional akibat aksi demonstrasi yang meluas di kota-kota besar dan cenderung anarkis dalam beberapa hari terakhir.

“Demo ini bisa menimbulkan dampak serius bagi stabilitas ekonomi kita,” kata Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto, Minggu (31/8/2025).

Adik menyerukan agar semua pihak, baik pemerintah, DPR, maupun aparat penegak hukum, menahan diri dan melakukan introspeksi agar kejadian serupa tidak berulang. Menurutnya, akar persoalan yang diangkat mahasiswa sebenarnya berangkat dari kekecewaan terhadap kebijakan yang dianggap belum menyentuh kepentingan rakyat.

“Saluran penyampaian aspirasi seakan terputus sehingga terjadi hal seperti ini. Semua harus berbenah diri, termasuk pejabat pusat agar berhati-hati dalam membuat pernyataan yang bisa melukai masyarakat,” terang Adik.

‎Adik juga menyerukan, aksi unjuk rasa yang berlangsung empat hari berturut-turut sebaiknya dihentikan. Ia mengajak masyarakat kembali fokus membangun negara, provinsi, kota, maupun kabupaten. “Stop, sudah cukup aksinya. Mari kita kembali bersama-sama membangun daerah,” serunya.

‎Kadin Jatim mengingatkan bahwa dampak ekonomi dari instabilitas politik dan aksi demonstrasi tidak bisa dianggap sepele. Sebab akibat aksi demo beberapa hari terkahir, beberapa negara seperti Australia, Amerika Serikat, dan Inggris, telah mengeluarkan travel warning bagi warganya yang hendak bepergian ke Indonesia. Kondisi ini dikhawatirkan akan menurunkan minat kunjungan wisatawan mancanegara sekaligus mengurangi kepercayaan investor terhadap iklim usaha di Tanah Air.

‎Bagi dunia usaha, kata Adik, stabilitas politik dan keamanan merupakan syarat mutlak dalam menjaga arus investasi. Tanpa itu, kepercayaan publik maupun pelaku usaha akan mudah goyah.

Baca Juga:  Berkunjung ke Kadin Jatim, Swiss Komitmen Dukung Penguatan Ekosistem Pendidikan dan Pelatihan Vokasi di Jawa Timur

“Kuncinya menjaga stabilitas adalah gotong royong. Aspirasi rakyat harus diterima dengan baik dan segera ditindaklanjuti oleh pemerintah.”

‎Sejauh itu, sambung Adik, ketidakstabilan politik juga akan memengaruhi laju pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan, beberapa perusahaan di Jakarta sudah menerapkan kebijakan work from home (WFH) untuk mengantisipasi gangguan mobilitas akibat demonstrasi. Hal ini, menurut Adik, bisa menurunkan produktivitas kerja dan memperlambat pemulihan ekonomi pasca-pandemi.

‎Di Jawa Timur sendiri, Adik optimistis situasi akan segera pulih dan aktivitas ekonomi kembali normal mulai pekan depan. Meski demikian, ia tetap mengingatkan agar saluran aspirasi masyarakat dibuka lebar sehingga tidak menimbulkan potensi gejolak baru.

‎Senada, Ketua Hiswana Migas Jatim, Ismed Jauhar, menyampaikan bahwa demonstrasi pada dasarnya sah dalam bingkai demokrasi, selama sesuai prosedur. Namun, ia mengingatkan bahwa aksi yang tidak terkendali bisa mengganggu distribusi barang dan kebutuhan energi masyarakat.

“Jangan sampai demo menghambat kelancaran logistik. Daya beli dan daya saing justru harus kita tingkatkan di tengah kondisi global yang tidak menentu,” ucapnya.

‎Ia menambahkan, iklim usaha di Indonesia sangat dipengaruhi oleh stabilitas politik. Gangguan lalu lintas akibat demonstrasi bukan hanya menghambat arus distribusi, tetapi juga bisa menurunkan kenyamanan investasi. “Harusnya aspirasi disampaikan secara santun. Keamanan dan kenyamanan ini sangat menentukan kepercayaan investor,” tegas Ismed.

‎Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi sektor pariwisata dan transportasi terhadap PDB Jawa Timur mencapai lebih dari 5 persen. Dengan adanya travel warning dari negara-negara besar, potensi kehilangan devisa pariwisata bisa signifikan jika kondisi tidak segera kondusif. Selain itu, sektor UMKM yang bergantung pada kelancaran distribusi juga berisiko mengalami kerugian.

‎”Karena itu, menjaga stabilitas bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat luas. Gotong royong menjadi kunci. Kita harus bersama-sama mengawal aspirasi secara damai agar pembangunan ekonomi tidak terganggu,” pungkas Adik. Amrozi Amenan

Baca Juga:  Kejar Ketertinggalan, Kadin NTT Perkuat Kerja Sama Ekonomi dengan Kadin Jatim

Komentar