CLEO Bangun Tiga Pabrik Baru Senilai Rp 450 Miliar

Komisaris Utama PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) Hermanto Tanoko bersama (dari kiri ke kanan), Direktur Supply Chain Firdauf Achmad Dhewata, Direktur Penjualan & Distribusi Toto Sucartono, Komisaris Independen Ida Bagus Oka Nila, Komisaris Belinda Natalia, Sanderawati Joesoef, Direktur Utama Melisa Patricia, Direktur Keuangan Lukas Setio Wongso dan Direktur Operasional Nio Eko Susilo usai Rapat Umum Pemegang Saham di Surabaya, Kamis (30/5/2024).

SURABAYA, investorjatim – Emiten PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) bersiap menjadi pemain air minum dalam kemasan (AMDK) terbesar di Indonesia dengan membangun tiga pabrik baru dengan nilai investasi hingga Rp 450 miliar.

Direktur Operasional Sariguna Primatirta Eko Susilo mengatakan tiga pabrik baru tersebut akan dibangun pada kuartal II 2024 dan ditargetkan beroperasi akhir tahun 2024.
Pabrik baru itu berlokasi di Palu (Sulawesi Tengah), Pontianak (Kalimantan Barat), dan Pekanbaru (Riau).

“Tiga pabrik baru CLEO itu akan menyumbang kapasitas menjadi 1 miliar liter per tahun,” kata Eko dalam paparan publik, Kamis (30/5/2024).

Adapun biaya investasi pabrik baru akan berasal dari internal kas CLEO. Eko mengatakan, hingga saat ini CLEO memiliki jumlah kas yang kuat. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan CLEO akan menggunakan alternatif pendanaan yang lain.

Sementara itu, Direktur Keuangan Lukas Setio Wongso Wong mengatakan, masing-masing pabrik ini berkapasitas produksi 250 juta liter per tahun, dengan demikian total kapasitas tiga pabrik baru ini berkisar di 750 liter. Dengan demikian, apabila dijumlahkan dengan kapasitas pabrik yang ada saat ini 250 juta liter per tahun, sehingga total produksi perseroan bisa mencapai 1 miliar liter per tahun.

“Dengan demikian, kami mampu jadi produsen air mineral terbesar di Indonesia,” katanya.

Untuk rencana ekpansi pabrik ini, perseroan menyiapkan dana investasi sebesar Rp 450 miliar dari capex konsolidasi, yang akan digunakan untuk penambahan pabrik baru, sekaligus pengembangan pabrik existing, penambahan mesin untuk meningkatkan kapasitas produksi dan otomasi, hingga perluasan jaringan distribusi.

“Untuk realisasinya, hingga kuartal pertama 2024 perseroan sudah membelanjakan sebesar Rp 144 miliar atau 32%,” ujar dia.

Saat ini perseroan memiliki 31 pabrik dengan 350 cabang dan 5.000 titik distribusi yang tersebar di seluruh Indonesia. Ke depanya, Lukas menuturkan perseroan akan menambah cabang dan juga titik distribusi terbaru khususnya pada pulau-pulau yang belum dihadiri oleh perseroan.

“Dengan banyaknya jaringan kemitraan yang bersinergi jadi satu platform, diharapkan akan memperkuat pertumbuhan penjualan yang kami incar saat ini, yakni double digit,” jelasnya.
Ekspansi ini sejalan dengan demand yang masih tinggi di Indonesia. Lukas menyebutkan, lebih dari 2.300 merek AMDK yang tersebar di Indonesia hanya 10 merek terbesar saja yang bisa menjangkau seluruh indonesia.

Direktur Penjualan dan Distribusi CLEO Toto Sucartono menyampaikan perseroan optimistis target pertumbuhan kinerja dapat tercapai. Optimisme itu tercermin dari jumlah distributor perseroan yang terus bertambah setiap tahunnya.

“Dengan banyaknya kemitraan yang bersinergi menjadi satu itu menjadi pondasi bagi pertumbuhan penjualan,” tutur Toto.

Direktur Utama CLEO Melisa Patricia menuturkan CLEO akan terus memperluas jangkauan kepada para pelanggan sekaligus semakin mempersolid kerja tim distribusi. Untuk ini, CLEO telah melakukan integrasi vertikal atas supply chain bisnis distribusi yang selama ini dijalankan PT Sentralsari Primasentosa (PT SPS).

“Integrasi vertikal ini diharapkan akan semakin meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja dari tim distribusi,” ujarnya.

Sebelumnya Melisa mengatakan perseroan juga telah mengoperasikan pabrik air minum CLEO di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang melayani hingga ke Samarinda dan Balikpapan. Bahkan, pabrik baru CLEO di IKN telah melakukan distribusi produknya sejak awal 2024.

Dengan beroperasinya pabrik tersebut menjadi bukti keseriusan perseroan untuk mendukung pengembangan IKN dengan berinvestasi dan menggarap potensi pasar di sana, mengingat pabrik tersebut berlokasi di Karya Merdeka, Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, yang hanya berjarak sekitar 40 menit dari titik nol IKN.

“Mulai beroperasinya pabrik kami di IKN ini selain merupakan langkah strategis dalam mengembangkan supply chain distribusi di luar Jawa, juga memiliki makna simbolis yang sangat kuat dengan CLEO hadir dengan investasi yang meyakinkan di pusat pemerintahan yang baru, dengan lokasi yang berada di tengah wilayah Indonesia,” kata Melisa. RD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *