Apapun Tantangannya, PGN Optimistis Mampu Mengembangkan Jargas Rumah Tangga

Ilustrasi: PGN optismistis mampu melanjutkan program pengembangan Jargas. Foto: Dok. ESDM

JAKARTA, investorjatim – Perusahaan Gas Negara (PGN), Subholding Gas Pertamina, optimistis mampu melanjutkan program pengembangan Jaringan Gas Rumah Tangga (Jargas) sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) guna mendukung pemerintah untuk menurunkan subsidi LPG yang saat ini sebagian kebutuhannya masih dipenuhi melalui impor.

Seperti diketahui, saat ini PGN mengelola infrastruktur Jargas sebanyak 820.614 Sambungan Rumah (SR), tersebar di 18 provinsi, 74 kabupaten dan kota. Kontribusi jumlah SR tersebut setara dengan penurunan subsidi LPG sebesar Rp 1,7 triliun.

Direktur Komersial PGN Ratih Esti Prihatini mengatakan bagi PGN, Jargas merupakan salah satu proyek strategis dalam rencana jangka panjang perusahaan, sehingga pengembangannya akan dilakukan secara berkelanjutan. PGN juga mengupayakan berbagai inisiatif yang dapat mendukung kesinambungan Jargas, di antaranya seperti Program Pengembangan Kompetensi City Gas.

“PGN tahun ini targetnya 117 ribu SR, Insya Allah akan tercapai. Dalam mencapai target tersebut memang terdapat alternatif bauran energi lain serta evaluasi internal untuk pekerjaan di lapangan. PGN juga memerlukan dukungan partner. Arahan Pak Menteri juga bahwa kita tidak bekerja sendiri tapi harus share dengan partner,” kata dalam keterangannya, Rabu (07/08/2024).

Adapun tantangan pengembangan Jargas yang dihadapi PGN antara lain terkait keekonomian, konstruksi, keminatan pelanggan dan peningkatan pemakaian. Apapun tantangannya, PGN harus mampu menjawab tantangan tersebut dan menyelaraskan upaya peningkatan pemanfaatan gas bumi maupun tanggung jawab sebagai badan usaha.

“PGN menginginkan pembangunan Jargas untuk kepentingan masyarakat sekaligus mendukung keberlanjutan bisnis perusahaan. PGN percaya bahwa dengan Jargas dimasifkan dapat berdampak pada pertumbuhan core business. Apabila bertujuan memberikan value ke masyarakat, pasti value-nya akan return ke perusahaan. Namun tetap terukur secara risiko dan sustainability bisnisnya,” imbuh Ratih.

Sementara itu, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengungkapkan, konsumsi LPG nasional mencapai 8,05 juta Metrik Ton (MT) pada 2023 dan diproyeksikan menjadi 8,03 juta MT pada 2024.

Pada 2025 konsumsi LPG nasional diproyeksikan meningkat menjadi 8,17 juta MT. Meningkatnya konsumsi LPG ini akan menambah beban subsidi tahunan untuk LPG.

Selain itu menjadi penting untuk dilakukan pengendalian, karena lebih dari 70% kebutuhan LPG Nasional saat ini masih dipenuhi oleh sumber impor. Oleh karena itu, pengendalian konsumsi LPG melalui pengalihan konsumen LPG ke Jargas menjadi sangat penting dan mendesak.

“Ternyata apabila masyarakat banyak menggunakan gas melalui Jargas, dapat mengurangi konsumsi LPG subsidi dan juga mengontrol beban impor LPG,” kata Laode dalam acara Kick Off Program Pengembangan Kompetensi City Gas di PGN, Senin (05/08/2024).

Karenanya, imbuh dia, capaian pembangunan jargas sampai saat ini, serta pengembangan jargas dalam 5 tahun ke depan selalu dimonitor dan dievaluasi oleh Kementerian ESDM.

Laode menambahkan, Kementerian ESDM berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri untuk mendukung kebijakan pembangunan Jargas di berbagai daerah serta dengan Kementerian PUPR untuk mengintegrasikan pembangunan jargas dengan perumahan. Selain itu juga dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN terkait mekanisme subsidi Jargas. ROS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *