Akhir Tahun 2025, BEI Optimistis IHSG Akan Tembus 9.000. Ini Skemanya

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menembus level 9.000 pada akhir 2025.

JAKARTA, INVESTOR JATIM – Bursa Efek Indonesia (BEI) memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menembus level 9.000 pada akhir 2025. Optimisme ini didorong oleh sejumlah faktor pendukung dari sisi kinerja emiten hingga prospek ekonomi nasional yang terus membaik.

‎Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy, menyebutkan bahwa tren positif di pasar saham masih berlanjut hingga akhir tahun. “Akhir tahun 9.000, insya Allah,” ujarnya, Selasa (4/11/2025).

‎Irvan menjelaskan, penguatan IHSG ditopang oleh hasil laporan keuangan emiten kuartal III/2025 yang secara umum mencatatkan pertumbuhan positif. Selain itu, ekspektasi terhadap pemulihan ekonomi nasional di kuartal IV/2025 turut memperkuat optimisme pelaku pasar.

‎Ia menambahkan, rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) sejumlah perusahaan juga menjadi katalis tambahan bagi pasar modal. Dalam daftar antrean (pipeline) BEI, terdapat beberapa perusahaan berskala besar (lighthouse company) yang siap melantai di bursa dan berpotensi menambah kedalaman pasar.

‎“Laporan keuangan emiten sejauh ini menunjukkan hasil baik, ekonomi membaik, transaksi investor juga positif. Secara keseluruhan perkembangan pasar sangat menggembirakan,” imbuh Irvan.

‎Pada perdagangan Senin (3/11/2025), IHSG ditutup menguat 1,36 persen ke posisi 8.275, mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH). Secara tahunan (year to date), indeks telah naik 16,76 persen atau 1.186,74 poin dibandingkan awal tahun.

‎Hingga awal November, BEI mencatat 13 perusahaan berada dalam pipeline IPO. Dari jumlah tersebut, dua di antaranya beraset kecil (di bawah Rp50 miliar), enam perusahaan beraset menengah (Rp50 miliar–Rp250 miliar), dan lima perusahaan beraset besar (di atas Rp250 miliar).

‎Dari kelompok tersebut, tiga di antaranya tergolong lighthouse company, yakni perusahaan dengan kapitalisasi pasar minimal Rp3 triliun serta porsi saham publik (free float) sedikitnya 15 persen atau bernilai lebih dari Rp700 miliar.

‎Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, memperkirakan sebagian besar perusahaan dalam pipeline akan mengeksekusi IPO pada 2025. “Sebagian besar sudah siap karena memakai laporan keuangan semester I/2025. Hanya dua perusahaan yang masih menggunakan laporan per Juli,” ujarnya. (Onny Asmara)

Baca Juga:  SIG Masuk Daftar Konstituen Indeks IDX ESG Leaders
Penulis: Onny AsmaraEditor: M. Ali Topan

Komentar